Saturday, June 2, 2012
Paus Pembunuh Ditemukan di Rusia
Komhukum (Moskow) - Sejumlah ilmuwan asal Rusia telah menemukan apa yang diduga sebagai paus pembunuh (Orca) albino dewasa pertama di perairan Semenanjung Kamchatka di Rusia timur, lapor proyek ilmu pengetahuan internasional tentang Orca Rusia Timur.
"Di Pasifik utara, tepatnya di timur Semenanjung Kamchatka dekat kepulauan Commander, orca dewasa pertama yang kemungkinan albino dengan seluruh tubuhnya berwana putih telah ditemukan oleh para ilmuwan dari sejumlah universitas di Moskow dan St. Petersburg," jelas pernyataan organisasi itu, lapor RIA Novosti.
Paus yang dijuluki "Iceberg" atau Gunung Es karena sirip punggungnya yang setinggi dua meter berwarna putih keluar dari permukaan air ditemukan dengan dikelilingi oleh 12 paus lain yang diperkirakan sebagai anggota keluarganya, jelas para ilmuwan.
Menurut proyek, kawasan di sekitar Kepulauan Commander, dimana Iceberg pertama terlihat, dilindungi sebagai cagar laut terluas milik Rusia. Para ilmuwan saat ini berencana untuk memperluas kawasan perlindungan dengan tujuan untuk mengelola ekosistem bagi sejumlah mamalia laut.
"Dari segi manapun, Iceberg merupakan simbol dari seluruh hal yang alami, liar, dan hal yang sangat mengagumkan atas segala sesuatu di lautan yang menunggu untuk ditemukan," terang Wakil Kepala Proyek Orca Rusia Timur, Erich Hoyt.
Hoyt mengatakan tantangan yang ada adalah untuk menjaga kebersihan samudera sehingga sejumlah kejutan seperti Iceberg selalu dapat muncul. (K-4/EIO)
Baca Selengkapnya..
Bunuh Harimau, 2 Kades Ditangkap Polisi
Komhukum (Jambi) - Aparat Polres Kerinci, Jambi, bersama petugas Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat meringkus tiga tersangka penangkapan dan pembunuhan harimau Sumatera, dua di antaranya berstatus kepala desa.
Kapolres Kerinci AKBP Ismail ketika dihubungi, membenarkan ditangkapnya tiga orang pembunuh harimau dengan cara menjerat dan diambil kulitnya.
"Dua di antara tersangka adalah kepala desa di daerah Jangkat, Kabupaten Merangin (tetangga Kerinci). Mereka kini diamankan di Mapolres Kerinci," katanya, Rabu (25/4).
Penangkapan dilakukan setelah pihaknya menerima laporan adanya aktivitas penangkapan harimau Sumatera (Phantera Tigris Sumatrae) di kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS).
Setelah menerima laporan, pihaknya bersama petugas Balai Besar TNKS langsung menuju tempat kejadian, dan tim berhasil menangkap tiga tersangka dan barang bukti serta dua unit kendaraan bermotor milik dua tersangka yang berstatus kepala desa.
Ketiga tersangka yang kini mendekan di sel tahanan Mapolres Kerinci adalah Kepala Desa Renah Kemumu, Yarles (35), dan Kepala Desa Lubuk Majilin, Sairin (43) dan Jamaludin, warga Desa Renah Kemumu, Mereka semua warga Kecamatan Jangkat, Kabupaten Merangin.
Polisi juga mengamankan satu lembar kulit harimau yang masih basah hasil tangkapan, serta satu unit motor Megapro dengan nopol BH-3333-IW dan motor Blade nopol BH-6748-FU dan beberapa perlengkapan kebutuhan masuk hutan.
Di hadapan Kapolres Kerinci, Jamaludin mengaku baru pertama kali melakukan penangkapan dan pembunuhan harimau. Ia terpaksa melakukannya, karena himpitan ekonomi. "Kalau berhasil, rencananya uang hasil kejahatan itu untuk kebutuhan rumah tangga, dan ini baru pertama kalinya saya menjerat harimau," ujarnya.
Menurut dia, di daerahnya, harimau merupakan musuh warga karena sering memangsa ternak piaraan masyarakat seperti kambing, sapi dan kerbau.
Para tersangka akan dijerat dengan Undang-Undang No 5 tahun 2010 tentang konservasi dan hayati, pelarangan dan perdagangan hewan atau kulit hewan yang dilindungi. Para tersangka akan dikenakan dengan pasal 40 ayat 2, dengan ancaman hukuman empat tahun penjara dan denda Rp. 100 juta. (K-4/EIO)
http://210.247.243.51/kriminal-feed-22399
Baca Selengkapnya..
Menhut Beri Nama Anak-anak Penghuni 'Bali Zoo'
Komhukum (Gianyar) - Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan memberikan nama kepada sejumlah anak satwa penghuni "Bali Zoo" yang berusia satu hingga tiga bulan.
Beberapa anak satwa penghuni kebun binatang yang berlokasi di Desa Singapadu, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar, yang diberi nama oleh Menhut, Jumat sore (27/4) itu di antaranya anak siamang, anak lutung, dan anak binturong atau sejenis musang betubuh besar.
"Semua ini merupakan satwa langka dan hanya ada di Indonesia," kata Zulkifli dalam kunjungan kerjanya di Bali Zoo. Di objek wisata tersebut, Menhut juga menanam bibit pohon dalam rangkaian peringatan Hari Bumi.
Sementara itu, Humas Bali Zoo, Emma Kristiana Chandra, mengatakan bahwa pihaknya berkomitmen untuk melestarikan lingkungan dengan menanam pohon. "Tahun ini kami mencanangkan penanaman 100.000 bibit pohon secara berkelanjutan untuk mendukung program Kementerian Kehutanan 'Gerakan Tanam 1 Miliar Pohon'," ujarnya.
Dalam merealisasikan program tersebut, Bali Zoo telah menyediakan bibit pohon tanaman keras, meliputi kenari, leci, dan jeleket. "Pada bulan November tahun lalu kami sudah menanam 1.500 bibit pohon di di sekitar Desa Singapadu," jelas Emma. (K-4/EIO)
http://210.247.243.51/kriminal-feed-22518
Baca Selengkapnya..
Anak Gajah Di Taman Safari Diberi Nama "Angie"
Komhukum (Cisarua) - Lembaga konservasi eks-situ (di luar habitat) satwa liar Taman Safari Indonesia Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, menambah koleksi dengan lahirnya bayi gajah sumatera betina yang diberi nama "Angie".
Kepala Humas Taman Safari Indonesia (TSI) Cisarua Yulius H Suprihardo kepada wartawan di Bogor, Senin sore menjelaskan, kelahiran bayi gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) itu lahir dari pasangan gajah betina bernama Marsini (35 tahun) dan pejantannya bernama David yang terjadi pada 1 Maret 2010.
"Bayi gajah 'Angie' sebenarnya lahir pada tanggal 15 April 2012, namun baru kita perkenalkan kepada publik saat ini," katanya dan menambahkan pascakelahiran, para pengasuh satwa (keeper) terus memantau perkembangannya.
Ia menjelaskan, pada pukul 06.03 WIB pada Rabu (25/4), bayi gajah itu tampak mulai berdiri perlahan lahan.
Setelah 1,5 jam kemudian, bayi gajah tersebut mulai menyusu pada induknya. "Biasanya anaknya akan menyusu pada induknya setiap tiga menit," katanya.
Kelahiran tersebut, katanya, merupakan kelahiran yang ke-19 kalinya di Taman Safari Indonesia.
Sementara itu, Direktur TSI Drs Jansen Manansang, MSc menyatakan, pihaknya sangat bangga dengan bertambahnya gajah yang ada di lembaga konservasi itu.
"Apalagi mengingat gajah sumatera merupakan salah satu satwa endemik atau asli Indonesia dan merupakan satwa yang dilindungi," katanya.
Yulius menambahkan bahwa anak gajah tersebut sangat lincah dan dalam kondisi sehat.
Sesekali anak gajah ini bersembunyi dan bermain main di dekat kaki induknya.
Pengasuh gajah yang dipimpin oleh Suyadi mengaku tidak pernah merasa lelah dalam merawat satwa berbelalai panjang dan bertubuh tambun ini.
Sebelum kelahiran "Angie", pada tanggal 27 Februari 2012, seekor gajah juga lahir dari perut induknya bernama Nila (51 tahun ) berkelamin jantan dengan berat 96 kg.(K-5)
http://210.247.243.51/kriminal-feed-22666
Baca Selengkapnya..
Seekor Macan Tutul Ditemukan Tewas
Komhukum (Mandailing Natal) - Warga Desa Aek Marian, Mandailing Natal, Sumatra Utara, Minggu (22/4), mendadak geger menyusul ditemukannya satu ekor macan tutul yang tewas di areal perkebunan karet.
Lokasi tewasnya satwa langka itu hanya sekitar satu kilometer dari permukiman. Salah seorang warga, Hasanudin, mengatakan macan tutul ini membuat resah penduduk sejak satu pekan terakhir.
Pasalnya, warga kehilangan enam ekor kambing yang diduga dimangsa macan, kemarin. Warga pun takut pergi bekerja ke ladang karena khawatir diterkam hewan buas tersebut.
Sebelumnya, berbagai cara dilakukan warga guna menangkap macan naas tersebut, mulai dari memanggil pawang, ranjau hingga menebar racun. Sang macan akhirnya tewas akibat memakan racun yang ditebar warga di sekitar perkebunan karet. (K-4/EIO)
http://210.247.243.51/kriminal-feed-22191
Baca Selengkapnya..
Tampil Cantik Tanpa Membunuh Satwa Liar
Komhukum (Malang) - Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Profauna Indonesia menggelar kampanye simpatik mengajak para perempuan tidak membeli perhiasan dan kerajinan berbahan dari bagian tubuh satwa liar.
Aksi simpatik ini digelar di Jalan Veteran, Kota Malang, Jawa Timur. Mereka menggelar panduk dan poster bertuliskan "Tampil cantik tanpa membunuh satwa liar".
Ketua Profauna Indonesia Rosek Nursahid mengatakan bagian tubuh satwa yang sering digunakan untuk perhiasan dan kerajinan dengan konsumen utama perempuan adalah sisik penyu.
Padahal perdagangan itu ilegal dan melanggar hukum dengan ancaman hukuman penjara 5 tahun dan denda Rp. 100 juta sesuai Undang-undang No.5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
"Profauna mengajak kaum wanita untuk tidak membeli satwa liar seperti kukang, burung nuri, elang penyu, dan primata lainnya," tegasnya, Sabtu (28/4).
Ia menjelaskan hasil survei baru-baru ini menunjukkan bahwa penjualan perhiasan atau kerajinan dari bahan sisik penyu banyak dijumpai di Bali, Yogyakarta, Banyuwangi, dan Jakarta.
Perhiasan dan kerajinan yang dijual tersebut dalam bentuk anting-anting, kalung, kipas, kotak tempat perhiasan, tas, dan gelang. "Konsumen utama barang ilegal itu adalah wanita," jelasnya.
Untuk menyadarkan masyarakat sekaligus memberikan sosialisasi agar tidak memperjualbelikan satwa liar dan barang berbahan satwa, maka Profauna kampanye di pusat-pusat keramaian kota yang rawan terjadinya perdagangan tersebut.
"Sungguh tidak beradab jika ada orang yang mempercantik dirinya dengan membunuh satwa," tegasnya. (K-4/EIO)
http://210.247.243.51/kriminal-feed-22582
Baca Selengkapnya..
Aksi simpatik ini digelar di Jalan Veteran, Kota Malang, Jawa Timur. Mereka menggelar panduk dan poster bertuliskan "Tampil cantik tanpa membunuh satwa liar".
Ketua Profauna Indonesia Rosek Nursahid mengatakan bagian tubuh satwa yang sering digunakan untuk perhiasan dan kerajinan dengan konsumen utama perempuan adalah sisik penyu.
Padahal perdagangan itu ilegal dan melanggar hukum dengan ancaman hukuman penjara 5 tahun dan denda Rp. 100 juta sesuai Undang-undang No.5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
"Profauna mengajak kaum wanita untuk tidak membeli satwa liar seperti kukang, burung nuri, elang penyu, dan primata lainnya," tegasnya, Sabtu (28/4).
Ia menjelaskan hasil survei baru-baru ini menunjukkan bahwa penjualan perhiasan atau kerajinan dari bahan sisik penyu banyak dijumpai di Bali, Yogyakarta, Banyuwangi, dan Jakarta.
Perhiasan dan kerajinan yang dijual tersebut dalam bentuk anting-anting, kalung, kipas, kotak tempat perhiasan, tas, dan gelang. "Konsumen utama barang ilegal itu adalah wanita," jelasnya.
Untuk menyadarkan masyarakat sekaligus memberikan sosialisasi agar tidak memperjualbelikan satwa liar dan barang berbahan satwa, maka Profauna kampanye di pusat-pusat keramaian kota yang rawan terjadinya perdagangan tersebut.
"Sungguh tidak beradab jika ada orang yang mempercantik dirinya dengan membunuh satwa," tegasnya. (K-4/EIO)
http://210.247.243.51/kriminal-feed-22582
Baca Selengkapnya..
Pro Fauna Buat Tempat Penampungan Satwa Tua
KBR68H, Malang – Pro Fauna Indonesia akan membuat sanctuary satwa, tempat penampungan satwa tua dan cacat. Ketua Pro Fauna Indonesia Rosek Nur Sahid mengatakan, sanctuary ini akan menampung semua jenis satwa, bukan satwa langka saja. Terutama satwa sakit atau cacat dan hewan tua yang tidak mungkin kembali ke alam. Sanctuary satwa ini bertempat di Profauna Wildlife Rescue Center (PWRC) di Petung Sewu, Kecamatan Dau Kabupaten Malang.
“Sanctuary satwa itu, yang fungsinya dua itu, yang satu menampung satwa sakit atau cacat yang tidak mungkin dikembalikan ke alam, dan yang ke dua, menampung satwa yang terlalu tua dan tak mungkin lah kita lepas ke alam. Kita masukkan ke fasilitas pro fauna yang disebut sanctuary itu “kata Rosek.
Ketua Pro Fauna Indonesia Rosek Nur Sahid menambahkan, pro fauna menerima satwa tua dari kebun binatang. Pembiayaan nantinya bakal didapat dari donatur. Meski belum resmi dibuka namun ditempat tersebut sudah ada beberapa satwa yang dirawat.
Baca Selengkapnya..
“Sanctuary satwa itu, yang fungsinya dua itu, yang satu menampung satwa sakit atau cacat yang tidak mungkin dikembalikan ke alam, dan yang ke dua, menampung satwa yang terlalu tua dan tak mungkin lah kita lepas ke alam. Kita masukkan ke fasilitas pro fauna yang disebut sanctuary itu “kata Rosek.
Ketua Pro Fauna Indonesia Rosek Nur Sahid menambahkan, pro fauna menerima satwa tua dari kebun binatang. Pembiayaan nantinya bakal didapat dari donatur. Meski belum resmi dibuka namun ditempat tersebut sudah ada beberapa satwa yang dirawat.
Baca Selengkapnya..
Subscribe to:
Posts (Atom)