PENGANTAR RINGKAS MEMAHAMI SINEMATOGRAFI
Apakah sinematografi itu? Sinematografi adalah segala perbincangan mengenai sinema ( perfilman ) baik dari estetika, bentuk, fungsi, makna, produksi, proses, maupun penontonnya. Jadi seluk beluk perfilmam dikupas tuntas dalam sinematografi.
Memasuki dunia perfilman berarti memasuki dunia pemahaman estetik melalui paduan seni acting, fotografi, teknologi optic, komunikasi visual, industri perfilman ide, cita-cita dan imajinasi yamg sangat kompleks. Pemahaman estetik dalam seni (secara luas), bentuk pelaksanaannya merupakan apresiasi. Apresiasi seni merupakan proses sadar yang dilakukan penghayatan dalam menghadapi karya seni (termasuk film). Apresiasi tidak identik dengan penikmatan, karena mengapresiasi adalah proses untuk menafsirkan sebuah makna yang terkandung dalam sebuah karya seni. Seorang penghayat film, terkebih dahulu ia harus mengenal struktur dasar film, mengenal bahasa visual film yang dihadirkan, mengenal konteks audio-visual dan semiotika (system pelambangan) bahasa gambar, mengenal dimensi ruang dan waktu, serta mengetahui azas desain penggarapan film dan karakter setiap unsure pendukungnya.
Pemahaman atau apresiasi film memiliki dimensi logis, sedangkan penikmatan sebagai proses psikologis. Apresiasi film menuntut keterampilan dan kepekaan estetik untuk memungkinkan seseorang mendapatkan pengalaman estetik dalam mengamati karya film. Pengalaman estetik dapat tumbuh pada setiap orang apabila terdapat proses penghayatan yang sungguh-sungguh, terpusat dan pelibatan emosional. “The aesthetic experience may be defined as satisfaction in contemplation or as satisfying intuition”, bahwa pengalaman estetik merupakan hasil interaksi antara karya film dengan penghayatannya.
Anatomi film pada dasarnya dapat dibagi secara subjek dan objek. Subjek film terdiri dari kemampuan sensoris-visual. Dalam gambar film tersimpan visual auditif idiil yang saling berkaitan. Film merupakan sebuah proses kreatif, mimesis dan peristiwa, ada espresi/ide, ada simulasi peristiwa dan menimbulkan apresiasi. Sedangkan objek dalam film terdapat aspek material yang harus dipahami seperti medium celluloid, serta optik dalam compact disk, dll. Aspek formal berbentuk gambar, gambaran ruang dan waktu secara virtual, dan film dibuah berdasarkan pentusunan skenario yang didasarkan atas ide kehidupan manusia secara virtual.
Estética film terdiri atas estética ILUSI DAN IMAJI. Ilusi timbal dari kumpulan gambar. Imaji sebagai sifat utama reproduksi. PROYEKSI DAN FOTOJENI: Proyeksi : penonton masuk kedalam kejadian filmis. Gambar dan imaji diproyeksi oleh proyektor. Proyeksi dari kehidupan batiniah penonton. Hubungan timbal balik antara imaji filmis dengan penonton disebut FOTOJENI. Dalam film terdapata Dunia Virtual dan waktu filmis. Selain itu ada proses identifikasi. Identifikasi adalah proses penonton menyerap kejadian di layar ke dalam dirinya. Sementara itu Penghayatan Filmis merupakan proyeksi dan identifikasi optik, proyeksi dan identifikasi emosional dan proyeksi dan identifikasi imajiner.
Materi diklat dasar #9 Kine Klub UMM
Oleh : DR. Arif Budi Wurianto
(pembina UKM Kine Klub UMM)
MANAJEMEN PRODUKSI FILM
Mengacu pada profesi yang pada keseluruhan proses produksi, berikut beberapa penjelasan tentang proses produksi dalam manajemen produksi film.
1. Pra produksi dan Development
Pra produksi adalah sebuah tahap persiapan sebelum kegiatan syuting dimulai. Proses ini sangat menentukan kelancaran kegiatan syuting nantinya. Oleh karena itu proses ini harus dijalankan dengan sebaik-baiknya. Ada beberapa pekerjaan pada pra produksi ini, diantaranya yaitu:
a. Pemilihan Style
Pemilihan style film yang akan dibuat harus sesuai dengan kemampuan skill yang kita miliki. Juga harus disesuaikan dengan budget yang tersedia. Apabila tidak, maka hasil dari film yang kita buat tidak akan maksimal, bahkan mungkin gagal total. Adapun beberapa style yang sering kita lihat yaitu :
1) Full animasi ( mengandalkan skill dibidang animasi )
2) Full Cinematografi ( mengandalkan skill dibidang sinematografi )
3) Gabungan antara keduanya.
b. Pemilihan Tema dan Ide Cerita
Tema merupakan garis besar visual yang akan kita buat. Pemilihan tema dilakukan secara brain storming. Misalnya temanya adalah alam, ghotic, humor, dan lain-lain. Setelah mendapatkan tema, kemudian kita buat detail dalam bentuk synopsis. Banyak melihat pada referensi adalah hal yang sangat baik. Bagi sebagian kita, referensi kadang membuat kita ingin membuat sesuatu diluar jangkauan ketrampilan kita. Hal ini kadang membuat kualitasnya tanggung atau jelek sama sekali. Pemilihan ide dan referensi ini sesuai dengan keterampilan kita agar tantangannya tetap ada. Jangan terlalu terjebak dengan aturan-aturan dalam pembuatan cerita film. Menurut pengalaman, hal ini dapat membuat sebuah film cerita tidak sama dengan aturan sebuah video lainnya.
Dalam pencarian sebuah ide untuk synopsis, harus memperhitungkan hal penting ini :
1. Penyesuaian budget
2. Feel
3. Skill
4. Lihat referensi
5. dan peralatan yang ada
Setelah synopsis jadi, selanjutnya dibuatlah script, story board, director script. Menurut pengalaman story board, meskipun cukup sulit dibuat namun cukup berguna, hanya saja jangan sampai terjebak dalam proses ini, karena kadang pembuatannya terlalu memakan waktu dan kurang akurat dengan kondisi saat syuting.
Director script cukup penting dibuat untuk kemudahan bagi sutradara pada pelaksanaan syuting. Director script juga sangat membantu dalam efesiensi waktu dan juga akurasi dalam memvisualisasikan script. Adapun format lain dalam penyususnan desain pra produksi ini yaitu :
a. Ide dan tema cerita
b. Sinopsis
c. Outline
d. Skenario
e. Analisa scenario :
1. Analisa pesan
2. Analisa karakter
3. Analisa setting
4. Analisa property
5. Analisa wardrobe
f. Breakdown & Sub breakdown
g. Hunting Plan
h. Hunting
i. Hunting report ( pemain, property, wardrobe, lokasi, transportasi, logistic, akomodasi )
j. Direcror shot
k. Floor plan
l. Storyboard
m. Desain proses & jadwal
n. Desain budget
o. Konsep penyutradaraan, art, kamera, sound, editing
p. Estimasi budget art dan kamera termasuk kedalam desain budget
q. List property dan wardrobe yang termasuk kedalam hunting report
r. Crew list
c. Persiapan Produksi
Setelah proses diatas berjalan dan selesai, proses selanjutnya adalah sebagai berikut :
Pembentukan tim kerja
Pemilihan talent dan ekstras (dengan audisi)
Penyediaan art properties, costum dll
Pencarian lokasi dan perijinan
Penyediaan peralatan syuting
Proses-proses tersebut diatas sangat penting demi kelancaran syuting. Apabila salah satu proses terabaikan, maka kegiatan syuting akan terganggu. Meskipun kita bekerja dengan budget yang rendah namun proses diatas harus tetap dijalankan. Penghematan biaya biasa dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan meminimalkan jumlah kru ( tetap ada batasan maksimal ). Atau dengan menggunakan fasilitas gratis.
2. Produksi
Tahapan ini dimana hampir seluruh team work mulai bekerja. Seorang sutradara, produser atau line produser sangat dituntut kehandalannya untuk mengatasi kru dalam tiap tahap ini. Beberapa faktor penting yang perlu diperhatikan adalah :
a. Manajemen Lapangan
Manajemen lapangan mencakup beberapa hal, yaitu:
• Manajemen lokasi ( perijinan, keamanan, keselamatan )
• Talent koordinasi ( koordinasi kostum, make up dll )
• Manajemen waktu ( koordinasi konsumsi, kecepatan kerja, penyediaan alat )
• Crew koordinasi ( koordinasi para kru )
Attitude dalm bekerja merupakan hal yang sangat penting. Kesabaran, pengertian dan kerjasama merupakan attitude yang diperlukan untuk mencapai sukses. Berdoa sebelum bekerja dan briefing sebelum memulai merupakan hal yang baik untuk menyatukan semangat, visi dan attitude yang diinginkan. Jangan pernah kehilangan control emosi pada saat syuting. Apalagi semua bekerja dengan keterbatasan waktu.
b. Kegiatan Shooting
Tahap ini adalah tahap dimana kepiawaian sutradara, DOP, dan kru sangat menentukan. Kualitas gambar adalah selalu ingin kita capai. Oleh karena itu penguasaan kamera dan ligthing sangatlah penting. Untuk mencapai hasil maksimal dengan alat yang kita gunakan, ada beberapa hal yang harus kita ketahui.
1. Shooting outdoor
Shooting outdoor biasa menekan budget, namun harus berhati-hati melakukannya karena sangat bergantung dari keadaan cuaca saat syuting dilakukan. Beberapa yang harus dipersiapkan saat syuting outdoor adalah :
cahaya matahari ( hard, soft )
reflector ( silver, gold )
hujan buatan
camera setting ( irish, speed, white balance, focus)
crowd control ( working with ekstras )
2. Shooting indoor
Shooting indoor lebih cepat terkontrol daripada shooting outdoor, namun dibutuhkan peralatan yang cukup lengkap. Antara lain :
penggunaan lighting sederhana
penggunaan filter
make up
pemilihan back ground
monitor
3. Visual efek
Beberapa trik mudah untuk dilakukan untuk membuat video kelihatan lebih menarik antara lain dengan :
reserve motion
fast motion ( normal lipsync )
slow motion (normal lipsync )
crhoma key ( blue screen )
Beberapa hal lain pada saat produksi yang juga perlu untuk diperhatikan yaitu :
• makan/ logistik
• sewa peralatan
• film
• transportasi
• akomodasi
• telekomunikasi
• dokumentasi
• medis
3. Pasca Produksi
Tahap ini adalah tahap penyelesaian akhir dari semua kegiatan shooting yang sudah dilaksanakan sebelumnya. Kesalahan pada waktu shooting sebagian mungkin diselesaikan pada tahap ini.
a) Editing
Kerjasama sutradara dan editor adalah diperlukan. Editing sebuah film membutuhkan rasa, oleh karena itu diperlukan pemahaman emosi yang akan diedit. Pemahaman tentang software yang digunakan juga sangat membantu maksimalnya hasil editing. Beberapa yang dilakukan antara lain :
o capturing ( optimalisasi )
o format file
o feel
o colouring
o fades and cuts
o kualitas gambar ( film look )
b) Pemilihan format akhir
Format akhir dari film harus sesuai dengan yang telah disepakati bersama saat pra produksi.
Beberapa yang menjadi acuan kerja, serta masuk dalam anggaran kerja pasca produksi adalah :
1. Lab/ ruang editing
2. Editor
3. Mixer
4. Sound, director, enginer
5. Telecine
6. Konsumsi
7. Transportasi
8. Telekomunikasi
9. Mastering
10. poster
4. Bedah Film ( The Making Of )
Adalah pembahasan tentang pembuatan film selama pra hingga pasca.
materi dikalt dasar kine klub umm #9
PELAKU SINEMATOGRAFI
Berikut beberapa penjelasan tentang profesi sinematografi yang ada pada proses pembuatan film :
Produser
Adalah orang yang paling bertanggung jawab atas kelahiran sebuah film. Seorang sosok produser adalah sosok sentral yang menjalankan sebuah produksi film. Tidak dengan uang tapi dengan visi. Sebab dengan modal visilah dia bisa memutuskan apakah cerita itu bisa dikembangkan menjadi film layer lebar, kemampuan yang harus dimiliki yaitu : mengelola keuangan, mencari dana, berbicara dengan calon investor, menyatukan sejumlah orang untuk terjadinya sejumlah film. Para produser adalah orang yang bekerja lebih awal hingga paling akhir dari produksi film. Artinya seorang produser harus memiliki kemampuan yang sangat kompleks dari semua bagian yang ada di bawahnya untuk menjadikan dia mampu mengelola sebuah film.
Manajer Produksi
Kerja manajer produksi bak coordinator harian yang mengatur kerja dan memaksimalkan potensi yang ada di seluruh departemen yang ada. Dalam produksi sebuah film. Ialah yang bertanggung jawab dalam operasi produksi mulai tahap pra produksi sampai produksi usai. Tiap hari ia membuat ceklist mendaftar apa yang sudah dan yang belum dikerjakan, sambil mengantisipasi masalah yang mungkin timbul dan menyiapkan alternative pemecahannya.
Sutradara
Profesi inipun kerap kali menjadi cita-cita banyak orang. Ketajaman visi sangat diperlukan supaya dapat menghidupkan cerita untuk bisa dinikmati di layar lebar. Dia yang harus mengontrol aspek dramatis dan artistik selama proses produksi berlangsung. Ia juga harus mengarahkan seluruh kru dan artis untuk bisa mewujudkan film. Sutradara adalah story teller lewat medium film jauh lebih penting dari pada kepahaman tentang film sendiri. Kemampuan memimpin, komunikasi, visi, sikap, dan pemahaman soal hidup sangat juga diperlukan.
Asisiten sutradara I
Ditahap pra produksi, diperlukan seorang untuk membantu sutradara untuk menterjemahkan hasil direktor treatment kedalam script breakdown dan shooting schedule. Orang ini diberi predikat asissten sutradara I, orang inilah yang mendiskusikan segala keperluan shooting dan manajer produksi.
Penulis skenario
Penilis skenario harus bisa mengatakan sesuatu dengan jelas. Memahami maksud dari cerita. Memahami maksud cerita (berperan sama seperti arsirek untuk membangun cerita ), menulis skenario adalah pekerjaan kolaboratif yang dilakukan si penulis dengan orang yang punya visi yang sama, dalam hal ini sutradara dan produser.
Produser pelaksana
Menjadi produser pelaksana diperlukan kemampuan manajerial, kemampuan mengelola anggaran. Kepemimpin, dan komunikasi. Tugasnya adalah memotivasi dan visi buat terjadinya film, bekerja selama proses produksi berlangsung. Tugas utamanya adalah memaksimalkan hasil produksi dalam bentuk film.
Penata kamera/ fotografi ( DOP )
Menguasai cerita, paham alat, tahu bagaimana menceritakan sesuatu, bisa menentukan penggambaran cerita itu. Menguasai teknik pencahayaan. Menguasai kemampuan manajerial maupun membuat jaringan komunikasi serta mempunyai hubungan yang baik dengan sutradara.
Kameramen
Adalah seorang yang menoprasikan kamera. Seorang kamera person wajib mengetahui seluk beluk kamera sehingga dapat menuangkan visual sesuai yang diinginkan sutradara.
Desain produksi
Diperlukan sebagai asissten sutradara menentukan suasana dan warana yang tampil dalam film. Desain produksi menterjemahkan keinginan kreatif sutradara dan merancangnya. Untuk itu diperlukan pengetahuan yang luas, kreatif dan teknis agar seseorang desian produksi mampu menuangkan keinginan sutradara menjadi rancangan yang mudah dimengerti tiap kepala departement.
Penata kostum dan penata rias
Bisa ditekuni oleh pria atau wanita. Berhubungan dengan kamera, jadi harus mendiskusikan kesemuanya dengan penata gambar. Memahami karakter dari tokoh. Bertugas membantu sutradara menghidupkan karakter, bukan hanya mendadani pemain. Bekerja secara tim, punya sistem kerja, kemempuankomunikasi, bekerja keras dan tidak mudah panik.
Lighting
Sesorang yang bertugas menjadi lighting mempunyai peranan yang cukup besar, karena kualitas gambar dari sebuah shot akan semakin baik jika cahaya yang digunakan tertata dengan baik.
Penyunting gambar/ editor
Syarat menjadi editor adalah kesabaran. Mempunyai kemampuan bercerita, musik, rapi dan rajin mencatat. Ini jauh lebih penting dari pada kemampuan menggunakan komputer. Mampu berkomunikasi dengan sutradara. Keputusan pada ruang editing didasarkan pada kebutuhan cerita dan pertimbangan kebutuhan penonton.
Penata suara dan penata musik
Di Indonesia unsur audio belum menjadi prioritas. Padahal film bukan hanya membutuhkan gambar, itulah mengapa namanya film se3bagai media audio visual. Profesi inin adalah pekerjaan seni namun membutuhkan kemampuan engineering. Profesi ini sesuai dengan orang yang gemar pada teknologi. Dalam mengerjakan film sesuai dengan script. Dalam memasukkan atau menghilangkan noise bisa menggunakan musik library, bisa juga dengan browsing, dengan syarat mencantumkan pada credit title.
Talent
Mereka adalah figure yang ada kebutuhan dengan skenario dan syuting. Kebituhan mereka pada penyelenggara festival adalha mereka bisa melihat kualitas performa mereka saat di layar serta mampu untuk membandingkan kualitas mereka dengan film lainnya. Selain itu juga sebagai sarana belajar mereka untuk mengenal beragam karakter di film. Serta berkesempatan untuk bertemu dengan para pekerja film lainnya untuk mengembangkan jaringan.
Publisis
Publikasi membutuhkan strategi komunikasi, sementara promosi lebih pada kegiatan pasang iklan di media sebanyak-banyaknya. Publikasi memungkinkan calon penonton untuk terinformasi soal film yang akan dia tonton. Dalam arti dia akan tahu lebih dari sekedar judul film itu apa. Dengan stratergi publikasi yang baik bisa juga menjadi penyelamat film yang mungkin jelek.
Penyelenggara festival
Festival lahir karena penonton membutuhkan forum diskusi, apresiasi, tawaran sudut pandang yang bebeda dan juga tontonan alternatif. Sebetulnya tawaran inilah yang membuat festival menjadi penting. Menguasai strategi menguasai penontonnya. Banyak festival tak lain adalah untuk tempat berinteraksi dan belajar. Banyaknya ajang ini juga sebagai tempat untuk memperluas jaringan akan pelaku film lainnya.
Beberapa macam pelaku dalam film bukan berarti hanya beberapa itu saja yang ada. Melainkan bisa sangat beragam dan banyak. Itu tergantung dari tingkat kebutuhan serta kesulitan pembuatan film tersebut.
materi dikalt dasar kine klub umm #9
PERSIAPAN MEMBUAT VIDEO
Bagaimana Persiapan Membuat Video
Sadarkah kita bahwa ketika menonton film, pada dasarnya kita terkena pengaruh ilusi? Ilusi yang dimaksudkan di sini adalah ilusi terhadapsalah satu indera kita, yaitu mata. Film sebenarnya merupakan rangkaian bingkai-bingkai gambar diam. Masing-masing bingkai merekam perubahan yang terjadi pada subjek.
Setelah diputar dengan kecepatan di atas 20 bingkai per detik, kita tidak dapat mendetaksi perpindahan antarbingkai tersebut. Terjadilah ilusi di otak kita.
Nah, di bidang perfilman dan video ada tiga standar kecepatan putar tiap detiknya (frame per second-fps). Standar tersebut adalah:
Secara prinsip, semakin besar resolusinya, maka semakin bagus pula kualitas gambarnya, namun semakin besar ukuran file videonya. Semakin besar kecepatan putar, semakin mulus/halus gerakan dalam film.
Format File Video Digital
Lalu apa itu MPEG? MPEG hanyalah salah satu metode kompresi untuk memperkecil ukuran file video. Metode MPEG ini menghilangkan informasi file yang mirip antara bingkai yang berdekatan, jadi hanya memakai salah satunya. Dengan metode ini, file video jadi relatif kecil, tetapi kualitas gambar dapat dipertahankan.
Contoh metode kompresi video yang lain adalah Intel Indeo, Quick Time, dan lainnya. Maka, kita kenal dengan istilah codec ( compressor- decompressor). Hasil metode kompresi MPEG adalah file berekstensi MPG. Sementara itu, Mov adalah format video hasil metode kompresi Quick Time. Ada pula format file video tanpa kompresi yang sering kita dengar, yaitu AVI. Untuk keperluan streaming video via internet, akhir-akhir ini kita mendengar format MPEG4 yang semakin populer. Mengapa kualitas film DVD lebih bagus dari VCD? Ya, terang saja! Kepingan VCD memiliki daya tampung sebesar 700 Mega byte. Sementara itu, keping cakram DVD berkapasitas 4.7Giga Byte. Baru-baru ini bahkan muncul DVD dual layer yang berkapasitas 8 Giga Byte. Dengan ruang yang begitu lapang tersebut, kita tidak perlu mengompresi file video yang akan kita simpan dalam media rekam.
Film, Video Analog, dan Video Digital
Apa perbedaan antara film, video analog, dan video digital? Film menggunakan media rekam pita 8 mm dan memerlukan pemrosesan laboratorium untuk mengubah image laten di pita seluloid tersebut menjadi image yang sifatnya permanen. Sama dengan pemrosesan film di bidang fotografi analog. Metode penyajian/presentasinya pun berbeda dengan video. Film memerlukan ruangan yang gelap total. Sementara itu, video analog menggunakan media rekam berupa pita
magnetik. Cahaya dan suara diubah oleh sensor (CCD- Charge Coupling Devices) menjadi gelombang elektromagnetik analog menurut frekuensi dan amplitudonya. Format data analog ini memang lebih ”kaya nuansa” dibandingkan dengan data digital. Akan tetapi, karena setiap kali harus bergesekan dengan head player, maka akan semakin banyak dinodai noise. Begitu pula, perekaman kembali ke generasi berikutnya selalu disertai dengan penurunan kualitas.
Format media rekam analog berupa kaset yang sering kita jumpai antara lain VHS, S-VHS, Beta, serta Hi-8. Lain halnya dengan data video digital. Di sini hanya dikenal angka 0 dan 1. Mati atau hidup sebagai komponen data digital. Nuansa data digital memang tidak sekaya format analog, tetapi tidak akan mengalami penurunan kualitas jika dilakukan perekaman ulang. Namun, hati-hati.... ”rusak sebagian” pada data digital berarti ”rusak keseluruh data”. Kerusakan informasi 0 dan1 pada satu bagian data menyebabkan seluruh data tidak dapat diakses. Kaset umum yang digunakan untuk merekam video digital saat ini antara lain Digital8 (Sony) dan MiniDV.
Linear dan Non-Linear Video Editing
Penyuntingan video analog sering disebut sebagai linear video editing. Mengapa? Sebab perubahan yang dilakukan pada satu bagian rekaman mengharuskan penyusunan ulang dan perekaman ulang secara keseluruhan. Untuk menciptakan transisi antar-sambungan klip saja diperlukan minimal dua player video (VTR). Kini dengan sebuah PC dan perangkat lunak komputer kita dapat menggeser-geser klip, membatalkan langkah penyuntingan, mengulang perintah dengan leluasa. Asal masih memiliki file project -nya, kita dapat menyusun ulang atau mengubah rekaman dengan leluasa, tanpa memulai dari awal.
Kebutuhan Hardware PC
Ukuran file video yang begitu besar tentu memerlukan dukungan perangkat keras (hardware) yang memadai agar proses penyuntingan dapat berjalan efektif dan efisien. Sebagai gambaran, spesifikasi PC yang kita perlukan adalah:
Prosesor sekelas Intel Pentium dengan frekuensi 1 Giga Hertz atau lebih.
RAM minimal 256 mega byte (disarankan 512 mega byte ataulebih).
Kartu grafis (VGA) yang memiliki akselerator grafis dan mendukung standar Direct X.
Kartu suara (Sound Card) yang mendukung standar Direct X.
Satu hard disk berkapasitas sekitar 80 GB dan kecepatan putar 7200 rpm sebagaitempat menginstal sistem operasi dan software penyunting video.
Satu hard disk berkapasitas besar (sekitar 200 GB) untuk menyimpan hasil-hasil penyuntingan video.
INGAT :
Frekuensi prosesor yang terlalu kecil akan menyebabkan
banyak frame/bingkai yang drop (tidak ter-capture) saat
pemindahan data video dari kamera ke PC. Akibatnya,
gerakan akan terlihat patah-patah dan tersendat-sendat.
Sementara, RAM yang terlalu kecil akan mengakibatkan
proses rendering berjalan sangat lama.
Capture
Saat memindahkan data dari kamera ke PC kita memerlukan beberapa perlengkapan. Jika kamera kita sudah berformat digital, maka jenis koneksi adalah menggunakan standar firewire IEE1394 (slot dan kabel firewire). Sementara jika kamera kita masih menggunakan
sinyal analog, kita masih menggunakan koneksi USB 2.0 dan tambahan kabel RCA audio serta kabel S-Video. Hardware berupa video capture card sangat membantu proses pemindahan dan digitalisasi video ini. Jika motherboard PC kita sudah memiliki slot firewire, maka kita tidak memerlukan tambahan hardware ini. Namun, sering ditemui bahwa capture dengan bantuan
video capture card berjalan efektif dan efisien jika dibandingkan capture dengan software penyunting video semata. Apalagi kebanyakan produsen video capture card saat ini telah mem- bundle software pengolah video full-version bersama dengan video capture card. Hal yang patut diperhatikan adalah penentuan parameter capture, antara lain standar video (PAL atau NTSC), kualitas audio (standar untuk DVD adalah 44,1 Mhz), dan kualitas gambar (DV full quality , AVI good , AVI better).
Tahap Ekspor/Perekaman Output
Setiap software penyuntingan yang memiliki video pasti memiliki hasil penyuntingan dalam format standar miliknya,
Misalnya project untuk Adobe Premiere Pro. Jenis file ini sering disebut file project . Nah, dari file project inilah kita dapat mengonversi ke format-format yang lain, seperti AVI, MPG1, serta MPG2. File MPG1 setelah dibakar ke dalam VCD akan menjadi file DAT. File DAT inilah yang dapat dimainkan di player-player rumahan. Saat hendak merekam ke media rekam inilah kita harus menyesuaikan ukuran file agar sesuai daya tampung media rekam, misalnya VCD yang hanya 700 mb. Konsekuensinya, kalau file terlalu besar dan ingin memasukkan dalam satu keping CD, file harus diturunkan kualitasnya (dikomperesi). Alternatif kedua, pecah saja project menjadi beberapa bagian dan direkam dalam beberapa keping CD. Tentu tidak ada kesulitan jika kita menggunakan DVD atau DVD double layer untuk merekam output penyuntingan. Kita tidak perlu menurunkan kualitas gambar maupun suaranya.
Perlengkapan Lain
Selain beberapa peralatan tersebut di atas, masih ada beberapa alat tambahan yang diperlukan untuk proses editing video, yaitu CD Writer(CD-RW Drive atau DVD-RW Drive), microphone, speaker, dan port TV Out. CD Writer digunakan untuk pemrosesan video editing yang paling terakhir dalam bentuk kepingan CD. Microphone biasanya diperlukan untuk memberikan kata-kata narasi pada beberapa bagian video. Speaker perlu disiapkan karena jika menggunakan speaker standar komputer, maka kerusakan atau kualitas suara tidak akan terdengar. Sedangkan port TV out diperlukan jika ingin menghubungkan komputer ke layar televisi.
Sumber:elexmedia
LIGHTING (DASAR)
3 Dasar Tata Cahaya :
Key light (Cahaya Kunci) : Sumber cahaya Utama
Yaitu dimana cahaya yang harus diposisikan pertama kali. Sifatnya keras. Biasanya diposisiskan lebih tinggi dari obyek atau talent dan juga bisa dari samping.
Fill Light (Cahaya Pengisi) :
Cahaya yang digunakan sebagai pengisi bagian yang terlihat gelap dan juga berfungsi untuk mengurangi bayangan obyek yang terlalu pekat efek dari key light. Sifatnya lembut.
Back Light (Cahaya Belakang) :
Cahaya yang digunakan sebagai pemisah antara subyek dengan background. Back light dapat terlihat diteoian subyek yang tersinari, cahayanya bisa terlihat terang atau jelas dan lebih halus.
Sifat Cahaya
Hard Light
Hard light adalah cahaya yang memiliki sifat keras & contohnya apa yang kita lihat cahaya matahari saat siang hari. Ini datang langsung dari satu sumber cahaya. Karena berasal dari satu sumber cahaya maka cahaya ini menimbulkan banyak bayangan yang pekat.
Soft Light
Soft light adalah cahaya yang memilki sifat halus atau lembut. Yang biasanya dapat kita lihat di daerah-daerah pertokoan dengan menggunakan lampu pijar atau TL. Dan sifatnya menyebar dan mengurangi bayangan subyek.
Cara membuat soft light :
Memberikan filter didepan cahaya yang keras
Memantulkan dengan bantuan reflektor
Apa yang harus dilakukan seorang lightingman terlebih dahulu :
• Mengetahui apa yang harus dibawa disaat akan syuting
• Mengenal akan memahami alat-alat serta penggunaannya
• Pahami lokasi syuting
• Koordinasi dengan DOP
Materi sarasehan #9 Kine Klub UMM
Sumber
Tags : Sinematografi Film Televisi Produksi Film Pengertian Sinematografi Tata Cahaya Lighting Eangle Camera Tracker Kamera
Here ]
Get this widget [
No comments:
Post a Comment