Friday, March 29, 2013

Skenario dan Penulisan Naskah



Pembuatan sebuah film harus direncanakan sematang mungkin. Salah satu bagian dari produksi film yang terpenting adalah penulisan skenario. Skenario termasuk unsur yang dibutuhkan paling awal sebagai rancangan membuat film. Ketika sebuah skenario telah selesai, maka sebenarnya film telah selesai dibuat pula dalam bentuk tertulis.

Lantas bagaimana cara menulis skenario? Berikut ini akan dipaparkan teknik menulis skenario yang diambil dari beberapa sumber di internet.

IDE CERITA

Oke, mungkin yang pertama ingin diketahui oleh orang yang ingin membuat skenario untuk film adalah langkah pertama. Apa sih yang paling pertama dilakukan dalam membuat skenario?

Yap, the first step is IDE CERITA.

Ide cerita yang ada di kepala sebaiknya langsung dituangkan kedalam tulisan. Cukup ke dalam satu kalimat. Contohnya: tentang seorang pemuda yang jatuh cinta kepada wanita yang tak pernah bisa ia ajak bicara, atau tentang seorang jagoan yang diutus kebumi untuk menumpas kejahatan. Dalam bahasa Inggris, biasanya wujudnya seperti ini: the story tells us about a maid that goes to a dance party in a castle, atau, about a father that always lie to his son.

Apapun bentuknya, biasanya subyek yang ditulis di awal kalimat selalu manusia. Mungkin ada beberapa yang mau membuat subyeknya non-manusia, seperti binatang, matahari, air, waktu, atau apapun. Namun biasanya akan menemui kesulitan dalam pengembangannya karena subyek-subyek non-manusia kadang tidak bisa melakukan aksi dan jarang sekali memiliki problem yang menarik. Seandainya tetap ingin membuat subyek non-manusia, biasanya subyek tersebut tetap “dimanusiakan”, atau dipersonifikasikan, dan tetap memiliki karakter-karakter manusia.

Contoh ide cerita: sepesang kekasih yang telah menikah saat kelas dua SMA dan memiliki seorang anak.

CERITA DASAR

Ide cerita yang cuma satu kalimat harus dikembangkan kedalam cerita dasar (basic story), yang isinya tidak lebih dari satu halaman folio dengan spasi satu setengah dan font times new roman ukuran 12. Biasanya cerita dasar berkisar setengah halaman saja. Isi dari cerita dasar itu ada keterangan tempat dan waktu, keterangan tokoh-tokoh yang muncul dalam cerita, problem-problem utama, serta penyelesaian. Jangan malu-malu untuk menulis akhir dari cerita yang dibuat, jangan disimpan-simpan sendiri atau untuk membuat surprise orang. Tidak ada orang yang bisa anda kejutkan dalam proses penulisan skenario.

KARAKTER

Dalam skenario yang akan kita buat, akan muncul tokoh-tokoh. Kita harus membuat dan mengenalinya lebih dalam. Gunanya banyak. Kita akan tahu bagaimana tokoh tersebut berdialog, berpikir dan bertindak. Kita akan tahu bagaimana si tokoh akan memecahkan masalah. Juga bagaimana koflik antara satu tokoh dengan tokoh lain.
Pada tahap pencarian pemain (casting), penjelasan karakter juga sangat membantu untuk menemukan pemain yang cocok untuk memerankan tokoh yang dibuat. Selanjutnya, bagi pemain itu sendiri akan lebih mudah untuk memahami karakter tokoh yang harus dimainkannya.

Untuk mengembangkan karakter tokoh, kita bisa melakukannya dengan memberikan data mengenai : nama lengkap dan panggilan, agama, umur, hubungan keluarga dan pertemanan, kegemaran (ilmu pengetahuan, film, musik, olahraga, bacaan, makanan), ciri-ciri fisik, intelejensia, gaya busana, cara berbicara, sifat, tempat tinggal, dan lain-lain.

Contoh perincian karakter: Sinta, cewek SMA usia 18 tahun, tidak terlalu pintar. Tatap matanya genit, murah senyum, rambutnya yang ikal panjang sampai ke punggung, dan tubuhnya ramping. Seorang cewek glamour yang selalu tampil seksi. Hobi jalan-jalan dan shopping. Tinggal di sebuah komplek perumahan elit. Orang tua sangat sibuk, jarang di rumah.

LOKASI

Untuk membuat adegan, kita harus menentukan set dan lokasi (tempat adegan berlangsung) terlebih dahulu. Ini akan memudahkan kita untuk menentukan adegan. Sedang apa, posisinya dimana, dari mana, menuju kemana, melihat apa atau memandang ke arah mana.

Tempat kejadian berlangsung itu bisa berupa set yang dibangun di studio, misalnya ruang-ruang dalam rumah seperti teras, ruang tamu, ruang tengah, kamar, dapur atau kita menggunakan bagian dari bangunan rumah yang sebenarnya. Yang dimaksud set tidak selalu harus rumah, tapi juga jalan atau tempat lain.

Penjelasan set ini, selain berguna bagi kita ketika membuat skenario, juga berguna sebagai petunjuk bagi set builder untuk membangun set di studio atau bagi unit produksi untuk mencarikan bagunan yang akan dijadikan sebagai set yang sesuai dengan tuntutan skenario.

PLOT

Penyusunan plot yang merupakan alur cerita sangat diperlukan dalam menulis skenario sebagaimana dalam penulisan novel maupun cerpen. Struktur plot lazimnya terdiri dari 3 (tiga) babak yaitu set up atau awal konflik, confrontation atau komplikasi masalah, dan resolution atau penyelesaian masalah. Dengan adanya plot yang disusun terlebih dahulu akan sangat membantu penulis dalam penulisan skenario.

Bentuk plot secara sederhana adalah sebagai berikut :

Babak I : Pada liburan kenaikan kelas dua, Sinta mengadakan party di rumahnya. Pesta usai dan teman-teman pulang. Karena dalam keadaan mabuk, Sinta menerima ajakan Andre, teman sekelasnya yang masih disitu, untuk bersetubuh. Sinta hamil. Untunglah Andre mau bertanggung jawab. Kelas dua SMA mereka resmi jadi suami istri dan beranak satu.

Babak II : Mereka masih labil. Menyelesaikan masalah dengan emosi. Sinta menuduh Andre selingkuh dengan Ratna, teman satu tim Andre di eskul basket. Andre tak terima, dia juga menuduh Sinta main belakang dengan Renald, kakak kelas mereka. Pertengkaran mewarnai hari-hari.

Babak III : Suatu hari ketika mereka bertengkar hebat, anak mereka yang masih belum genap setahun menagis keras. Minta susu. Sementara susu habis. Uang mereka juga tipis. Pada akhirnya mereka berjuang bersama untuk membelikan susu anaknya. Di tengah perjuangan membelikan susu, mereka sadar bahwa bertengkar terus tak ada guna. Ada anak mereka yang harus dipikirkan. Happy ending.

OUTLINE

Outline adalah susunan urutan adegan per adegan secara lebih rinci. Jadi bisa dikatakan bahwa outline adalah penjabaran dari plot. Contoh outline adalah sebagai berikut :
1. Di Rumah Sinta :
1.1. Sinta berjoged bersama teman-temannnya, mengikuti dentuman house music,
1.2. Sinta dan Andre saling curi-curi pandang,
1.3. Karena kebanyakan minum Sinta mabuk, party hampir usai,
1.4. Teman-teman sinta pulang, Andre terlihat enggan pulang,
1.5. Andre menyusul Sinta yang menuju kamar tidur, dst

SCENE

Scene atau scene heading merupakan informasi tentang adegan. Scene heading umumnya terdiri dari nomor scene, INT/EXT, lokasi adegan, dan waktu adegan. INT singkatan dari interior digunakan apabila pengambilan gambar dilakukan di dalam ruangan. sedangkan EXT singkatan dari exterior digunakan apabila pengambilan gambar dilakukan di luar ruangan. Adapun bentuk scene heading adalah sebagai berikut :

1. INT. RUMAH SINTA – MALAM

ACTION
Action atau aksi adalah keterangan mengenai kejadian dalam setiap scene atau adegan yang merupakan penjabaran dari outline yang sudah dibuat sebelumnya. Untuk Scene 1 dapat ditulis sebagai berikut :
INT. RUMAH SINTA – MALAM
Sinta berjoged bersama teman-temannya mengikuti dentuman house music.

DIALOG & PARENTHETICAL
Dialog adalah kata atau kalimat yang harus diucapkan oleh karakter dalam adegan. Sedangkan parenthetical adalah pentunjuk aksi atau ekspresi yang harus dilakukan oleh karakter dalam mengucapkan dialog. Misalnya emosi, sedih, menangis, tersenyum, tertawa, dan sebagainya. Adapun dialog yang mengiringi perjalanan scene yang menunjukkan suara hati atau pikiran dari karakter tanpa melafalkan dialog digunakan istilah Voice Over (V.O), sedangkan dialog tanpa menampilkan karakter dalam adegan digunakan istilah Off Screen (O.S). Contoh dialog dan parenthetical adalah sebagai berikut :

1. INT. RUMAH SINTA - MALAM
Sinta dengan tank top dan rok mininya begitu enerjik berjoged bersama teman-temannya. Kedua tangannya diangkat ke atas dan berputar-putar mengikuti dentuman musik. Sementara kepalanya mengangguk-angguk.
SINTA

(V.O)

Hidup ini harus dirayakan. Harus berpesta. Aku tak pernah tahu, kenapa orang-orang masih punya alasan untuk bersedih. Bukankah hidup ini sudah susah? Kenapa pula hati selalu diliputi sedih, takut, bimbang, kecewa, ah bullshit! Bersenang-senang lah, berpesta lah!

ATURAN BAKU
Dalam menulis skenario terdapat beberapa aturan baku, di antaranya:
1. Font Courier New
2. Ukuran/size 12.
3. Spasi satu (1). Bukan satu setengah, bukan dua

Ketiga format dasar di atas ada hubungannya dengan durasi film. Secara internasional sudah diakui bahwa dengan font courier new, size 12 dan spasi 1, maka satu halaman skenario sama dengan satu menit film. 120 halaman skenario = 120 menit film, atau dua jam.

Pernyataan ini pun sebenarnya masih tergantung juga pada seberapa detil penjelasan visual di skenario tersebut, dan berapa perbandingan antara penjelasan visual/action, dengan dialognya.

ISTILAH PENTING
Ø BCU (BIG CLOSE UP): Pengambilan gambar dengan jarak yang sangat dekat. Biasanya, untuk gambar-gambar kecil agar lebih jelas dan detail, seperti anting tokoh.

Ø CU (CLOSE UP): Pengambilan gambar dengan jarak yang cukup dekat. Biasanya, untuk menegaskan detail sesuatu seperti ekspresi tokoh yang penting, seperti senyum manis atau lirikan mata. Tokoh biasanya muncul gambar wajah saja.
Ø COMMERCIAL BREAK: Jeda iklan. Penulis skenario harus memperhitungkan jeda ini, dengan memberi kejutan atau suspense agar penonton tetap menunggu adegan berikutnya.
Ø CREDIT TITLE: Penayangan nama tim kreatif dan orang yang terlibat dalam sebuah produksi
Ø CUT BACK TO: Transisi perpindahan dalam waktu yang cepat untuk kembali ke tempat sebelumnya. Jadi, ada satu kejadian di satu tempat, lalu berpindah ke tempat lain, dan kembali ke tempat semula.
Ø CUT TO: Perpindahan untuk menggambarkan peristiwa yang terjadi bersamaan, tetapi di tempat yang berbeda atau kelanjutan adegan di hari yang sama.
Ø DISSOLVE TO: Perpindahan dengan gambar yang semakin lama semakin kabur sebelum berpindah ke adegan berikutnya.
Ø ESTABLISHING SHOT: Pengambilan gambar secara keseluruhan, biasa disingkat ESTABLISH saja.
Ø EXT.(EXTERIOR): Menunjukan tempat pengambilan gambar diluar ruangan.
Ø FADE OUT: Perpindahan gambar dari terang ke gelap secara perlahan.
Ø FADE IN: Perpindahan gambar dari gelap ke terang secara perlahan.
Ø FLASHBACK: Ulangan atau kilas balik peristiwa. Biasanya, gambarnya dibedakan dengan gambar tayangan sekarang.
Ø FLASHES: Penggambaran sesuatu yang belum terjadi dalam waktu cepat; contohnya: orang melamun.
Ø FREEZE: Aksi pada posisi terakhir. Harus diambil adegan yang terjadi pada tokoh utama dan dapat membuat penonton penasaran sehingga membuat penonton bersedia menunggu kelanjutannya.
Ø INSERT: Sisipan adegan pendek, tetapi penting di dalam satu scene.
Ø INTERCUT: Perpindahan dengan cepat dari satu adegan ke adegan lain yang berbeda dalam satu kesatuan cerita.
Ø INT. (INTERIOR): Pengambilan gambar pada jarak jauh. Biasanya untuk gambar yang terlihat secara keseluruhan.
Ø LS (LONG SHOT): Pengambilan gambar pada jarak jauh. Biasanya untuk gambar yang terlihat secara keseluruhan.
Ø MAIN TITLE: Judul cerita pada sinetron atau film.
Ø MONTAGE: Beberapa gambar yang menunjukkan adegan berurutan dan mengalir. Bisa juga menunjukkan beberapa lokasi yang berbeda, tetapi merupakan satu rangkaian cerita.
Ø OS (ONLY SOUND): Suara orang yang terdengar dari tempat lain; berbeda tempat dengan tokoh yang mendengarnya.
Ø PAUSE: Jeda sejenak dalam dialog, untuk memberi intonasi ataupun nada dialog.
Ø POV (POINT OF VIEW): Sudut pandang satu atau beberapa tokoh terhadap sesuatu yang memegang peranan penting untuk tokoh yang bersangkutan.
Ø SCENE: Berarti adegan atau bagian terkecil dari sebuah cerita.
Ø SLOW MOTION: Gerakan yang lebih lambat dari biasanya. Untuk menunjukkan hal yang dramatis.
Ø SFX (SOUND EFFECT): Untuk suara yang dihasilkan di luar suara manusia dan ilustrasi musik. Misalnya, suara telepon berdering, bel sekolah, dll.
Ø SPLIT SCREEN: Adegan berbeda yang muncul pada satu frame atau layar.
Ø TEASER: Adegan gebrakan di awal cerita untuk memancing rasa penasaran penonton agar terus mengikuti cerita.
Ø VO (VOICE OVER): Orang yang berbicara dalam hati. Suara yang terdengar dari pelakon namun bibir tidak bergerak.

Tips Membuat Naskah Skenario Film Yang Menarik

Penulis scenario film, Adenin Adlan mengungkapkan bahwa penulis skenario harus bisa membuat skenario sesuai dengan kebutuhan sutradara. “Adakalanya naskah novel yang panjang harus diringkas untuk bisa menjadi tayangan film berdurasi 1,5 jam. Tapi adakalanya naskah cerpen yang hanya 1,5 halaman harus dikembangkan sedemikian rupa sampai akhirnya menjadi puluhan lembar naskah film,” ujar Adenin, yang diantaranya telah membuat scenario untuk film “Rumah Tanpa Jendela” ini.

Berikut ini tips bagaimana membuat naskah scenario film yang menarik, ala Adenin Adlan:

1. Tahap Pertama: Yang pertama kali dilakukan ketika akan membuat scenario film adalah membuat synopsis. Begitu selesai , penulis scenario akan terus bergerak untuk mengembangkan plot yang merupakan scenario tanpa dialog. Setelah itu, barulah proses membuat scenario mendapat tambahan dialog sampai akhirnya scenario tersebut diantarkan kepada sutradara.
2. Tahap Kedua: Salah satu tahapan yang paling penting dalam pembuatan naskah scenario adalah membuat plot film, yakni menyusun urutan golden scene. Adenin menuturkan, golden scene adalah penentuan adegan-adegan yang dibuat sedemikian rupa sehingga menjadi adegan andalan. Bisa membuat para penonton tertawa, menangis, terkejut bahkan ketakutan di sepanjang durasi film berlangsung, bergantung pada efek yang ingin ditampilkan.
3. Tahap Ketiga: Usai Golden Scene yang dikumpulkan dinilai cukup untuk membuat penonton duduk menyimak film, selanjutnya proses pembuatan scenario yang sudah setengah jalan ini bisa dibilang sudah selesai. Dan proses selanjutnya, penulis naskah tinggal melengkapi keseluruhan dialog dan membuatnya menjadi senjata untuk membangun sebuah film.

Lain-lain

Swastika Nohara, penulis skenario Hari Ini Pasti Menang (HIPM) menceritakan pengalamannya kepada pembaca Citizen6.com

Bagaimana ceritanya sampai bisa menulis skenario Film Hari Ini Pasti Menang?

Sebelum menulis skenario film Hari Ini Pasti Menang, saya sudah menulis skenario film Mbak Lastri untuk PH yang sama yakni Bogalakon Pictures. Sayangnya film Mbak Lastri yang sudah selesai shooting ini tidak jadi tayang. Bogalakon kembali menugaskan saya menulis skenario film Hari Ini Pasti Menang, sebuah sport-drama tentang timnas Indonesia setelah lolos ke Piala Dunia 2014 di Brazil. Mengkhayal? Memang iya! Hahahaha... Selain gemerlapnya dunia sepak bola, film ini juga membahas sisi gelap permainan sepak bola di Indonesia, termasuk soal judinya.

Pengalaman menarik selama mengerjakan skenario Film Hari Ini Pasti Menang?

Dalam proses riset film Hari Ini Pasti Menang, saya bertemu dan wawancara santai seorang bandar judi kelas kakap. Dari dia lah saya belajar soal seluk-beluk judi bola di Indonesia, termasuk istilah-istilah khusus yang dipakai. Saya sempat bengong pas mendengar cerita betapa mudahnya para high rollers itu mempertaruhkan uang dan aset bernilai milyaran rupiah hanya untuk sebuah pertandingan sepak bola!!! Gila! Bagi saya, uang milyaran rupiah itu kayak tabungan seumur hidup!! Sementara sang bandar malah tertawa ngakak melihat ekspresi bengong saya. Wah, kena deh saya ditertawakan bandar... hahahaha...

Apa tantangan menulis scenario Film tersebut?

Bulan April nanti, film Hari Ini Pasti Menang akan tayang di bioskop, terus terang sekarang saya deg-degan menanti bagaimana respon penonton. Sebagai penulis, enaknya adalah kita bisa move-on ke project film selanjutnya meskipun film ini belum rilis. Sekarang saya sedang menulis skenario film Cahaya Dari Timur yang akan shooting di Desa Tulehu, di dekat Ambon. Selain menulis skenario, saya juga mengajar part time di jurusan film Binus International, semester ini untuk mata kuliah Film Production

Sekarang boleh dibilang salah satu impian masa kecil saya mulai terwujud. Sejak SD saya sangat suka membaca buku-buku fiksi karya Enid Blyton dan Alfred Hitchock, dan bermimpi suatu saat saya juga menulis karya fiksi yang bisa dinikmati orang banyak.

Bagaimana awalnya sampai menjadi penulis naskah/ skenario seperti sekarang?

Sebenarnya saya sudah mulai menulis naskah atau skenario film dokumenter pendek sejak bekerja sebagai reporter & anchor TV. Kemudian saya resign dari pekerjaan tersebut dan mendapat beasiswa British Chevening untuk mengambil program Master di London, dan disinilah saya sering mengikuti kelas penulisan skenario meskipun statusnya sebagai mahasiswa sit-in (tidak masuk SKS karena saya ambil jurusan lain).

Ada alasan khusus kenapa memilih menjadi penulis naskah?

Ketika itu saya sudah mulai menulis skenario fiksi untuk FTV. Setelah kembali ke Jakarta, saya terpilih ikut work shop penulisan skenario dengan tutor Tom Abrams, seorang penulis skenario dari Hollywood. Disinilah kami mendapatkan banyak hal tentang penulisan skenario, dan mendapat bimbingan intensif. Seluruh peserta workshop ditantang mengembangkan kerangka skenario dan Tom selalu saja berhasil menemukan cara untuk membuat cerita kita lebih menarik.

Saya berangkat dari dunia jurnalistik TV yang dituntut untuk memikirkan aspek visual sejak awal menulis. Kebiasaan berpikir visual ini terus terbawa sehingga saya merasa menulis skenario adalah outlet yang pas dibandingkan bidang penulisan fiksi yang lain.

Apa kesyikan menulis skenario, dibanding dengan menulis cerita fiksi lain, cerpen, novel?

Terus terang saya belum pernah menulis novel dan cerpen. Salah satu tantangan menulis skenario adalah kita harus bisa bekerja dalam tim, karena proses kreatifnya selalu melibatkan sutradara dan produser. Rasanya puas sekali kalau di meeting produksi, sutradara terlihat excited saat membahas skenario yang saya tulis. Kadang penulis harus bersedia kompromi, in a good way, misalnya terkait budget produksi. Keterlibatan produser juga 'memaksa' saya menyelesaikan skenario dalam tenggat waktu tertentu, dan ini bisa jadi tantangan tersendiri. Satu hal penting adalah lancarnya komunikasi dan terbuka menerima masukan selama proses menulis skenario.

Lebih personal, apa kegiatan atau kesibukan lain?

Selain skenario film, tahun ini untuk pertama kalinya saya menulis naskah komik, bersama Estu Ernesto. Judul komiknya GO8, ilustrasinya dikerjakan tim Makko. Sekarang sudah selesai dicetak dan segera beredar di outlet-outlet Seven Eleven di Jakarta. Komik kok jualannya di minimarket? Agak aneh ya. Hahaha... kami memang suka sesuatu yang berbeda. (KW)

*Karmin Winarta adalah pewarta warga




Sumber Sumber
Sumber
Tags : Penulisan Cerira Skenario Naskah

Related Post | Artikel Terkait



Get this widget [ Here ]

No comments:

Post a Comment