Wednesday, January 27, 2016

Seri Biografi Seniman : Vincent Van Gogh

Vincent van Gogh - Self Portrait, 1887
This world was never meant for one as beautiful as you.


Vincent Willem van Gogh (ucapan Belanda[vɪnˈsɛnt vɑnˈxɔx] ) (30 Maret 1853 – 29 Juli 1890) adalah pelukis pasca-impresionis Belanda. Lukisan-lukisan dan gambar-gambarnya termasuk karya seni yang terbaik, paling terkenal, dan paling mahal di dunia. Van Gogh dianggap sebagai salah satu pelukis terbesar dalam sejarah seni Eropa.


Pada masa mudanya Van Gogh bekerja pada sebuah perusahaan penjual karya seni, dan setelah beberapa waktu bekerja sebagai guru, ia melayani sebagai misionaris yang bekerja di wilayah pertambangan yang sangat miskin. Ia baru menjadi seniman pada tahun 1880. Mulanya karya-karyanya menggunakan warna-warna yang suram. Baru ketika di Paris ia berjumpa denganimpresionisme dan neo-impresionisme yang warna-warnanya yang lebih cerah dan gaya lukisannya dikembangkannya menjadi sebuah gaya yang unik dan mudah dikenali. Gaya lukisannya ini mencapai tingkat perkembangannya yang penuh ketika ia tinggal diArlesPerancis.
Awalnya mengikuti tipikal pelukis di zamannya dengan gaya impresionisme. Namun ketidakpuasan terhadap pengekangan ekspresi seni oleh pakem impresionisme membuat ia beralih pada gaya ekspresionisme.
Vincent van Gogh didiagnosa menderita epilepsi yang cukup parah. Diagnosa ini dibuat oleh 2 orang dokter berbeda yang merawatnya. Van Gogh juga pernah memotong telinganya sendiri.
Pada akhir hidupnya, ia merasa dirinya menjadi gila dan akhirnya menghabiskan sisa hidup di R.S. Jiwa Saint-Paul-de-Mausole di Saint-Rémy-de-Provence, Perancis. Di R.S. Jiwa Saint Paul-de-Mausole, dia tetap melukis.

Lukisan-lukisan karya Van Gogh

+ Merupakan lukisan yang mencapai rekor nilai penjualan tertinggi.

Impresionisme

Impresionisme adalah sebuah aliran yang berusaha menampilkan kesan-kesan pencahayaan yang kuat, dengan penekanan pada tampilan warna dan bukan bentuk. Namun kalangan akademisi ada yang justru menampilkan kesan garis yang kuat dalam impresionisme ini. Aliran Impresionisme muncul dari abad 19 yang dimulai dari Paris pada tahun 1860an. Nama ini awalnya dikutip dari lukisan Claude Monet,"Impression, Sunrise" ("Impression, soleil levant"). Kritikus Louis Leroy menggunakan kata ini sebagai sindiran dalam artikelnya di Le Charivari.
Karakteristik utama lukisan impresionisme adalah kuatnya goresan kuas, warna-warna cerah (bahkan banyak sekali pelukis impresionis yang mengharamkan warna hitam karena dianggap bukan bagian dari cahaya), komposisi terbuka, penekanan pada kualitas pencahayaan, subjek-subjek lukisan yang tidak terlalu menonjol, dan sudut pandang yang tidak biasa.
Pengaruh impresionisme dalam seni rupa juga merambah ke bidang musik dan sastra.

Post-Impresionisme

Post-Impresionisme merupakan gerakan seni rupa pada tahun 1880-an. Sesuai dengan namanya, gerakan itu merupakan kelanjutan dari Impresionisme. Seniman-seniman Post-Impresionisme pertama-tama mendapat pengaruh dari gerakan Impresionisme, namun kemudian menolaknya, kecuali beberapa unsurnya yang mendasar seperti penggunaan warna yang cemerlang atau penggunaan warna-warna cerah.
Post-Impresionisme bukan merupakan gaya tunggal, melainkan meliputi beberapa kecenderungan gaya. Beberapa seniman Post-Impresionis, seperti Cezanne dan Seurat menghidupkan kembali unsur Klasikisme. Seniman yang lain, misalnya Vincent Van Gogh dan Paul Gauguin, memasukkan unsur Romantikisme dalam gayanya. Selain itu, pelukis lain pada era ini diantaranya Georges Seurat dan Henri de Toulouse-Lautrec.
Dalam Post-Impresionisme berkembang beberapa gerakan, misalnya Divisionisme, yang disebut juga Neo-Impresionisme atau Pointilisme, dan Simbolisme atau dalam seni lukis disebut Sintetisme. Beberapa Seniman Post-Impresionisme yang lain mengembangkan gayanya sendiri secara lebih bebas.

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

5 Mitos Kelam Kehidupan Vincent Van Gogh, Pelukis Ulung


Siapa yang tidak mengenal Vincent van Gogh, pelukis terkenal asal Belanda yang menghasilkan karya besar dan bernilai seni tinggi. Namun, pelukis dari abad 18 ini ternyata memiliki kisah kelam semasa hidupnya. Berikut 5 mitos kelam dalam kehidupan Gogh.

1. GOGH DIPAKSA OLEH KELUARGANYA UNTUK TINGGAL DI RUMAH SAKIT JIWA

Sudah menjadi rahasia umum bagi siapapun yang mengenalnya percaya bahwa van Gogh punya beberapa masalah mental / emosional (kita bayangkan saja ia mengiri telinga nya dan memberikannya kepada seorang pelacur). Van Gogh mengkhawatirkan keselamatannya dan keselamatan orang di sekitarnya, sehingga ia mengisolasi dirinya di RSJ St. Remy. Theo, adiknya, mencoba untuk menyatakan bahwa ia dan istrinya bisa merawatnya kalau saja dia pindah ke Paris , dimana Theo tinggal. Ada juga kemungkinan bahwa Van Gogh pikir dengan mengisolasi dirinya , ia akan mendapatkan ide – ide untuk melukis. Karyanya yang amat terkenal pada jaman ini adalah The Starry Night.

2. TELINGANYA DIPOTONG OLEH TEMANNYA

Semua pasti tahu mengenai kisah terkenal tentang bagaimana ia mengiris daun telinga kirinya dan memberikannya kepada seorang pelacur. Namun , ada teori sanggahan bahwa ia tidak memotong telinganya sendiri , melainkan dipotong oleh Gaugin , teman serumahnya yang suka bermain anggar. Mungkin kejadian ini bermula ketika mereka beradu mulut sehingga Gaugin emosi dan mengancamnya dengan pedang anggar yang ia bawa , dan tanpa sengaja memotong 1/3 bagian bawah telinga Gogh.

3. VAN GOGH TIDAK MELAKUKAN BUNUH DIRI

Selama ini van Gogh dipercaya membunuh dirinya sendiri dengan menembakkan peluru dari sebuah pistol ke perutnya. Beberapa orang telah menolak pernyataan ini , terutama karena dua alasan: pistol yang digunakan tidak pernah ditemukan dan tidak ada saksi mata pada usaha bunuh diri itu sendiri. Penulis biografi Edward White Smith, juga mencurigai hal ini , sehingga ia menggali lebih dalam untuk mencoba dan menemukan alasan yang lebih dipercaya. Dalam penelitiannya dia menemukan pernyataan bahwa ada seorang pengusaha yang mengaku sering bertemu dengan van Gogh dengan saudaranya,Theo. Ia terkenal karena ia bertemu van Gogh di tahun-tahun terakhir hidupnya dan ia mengaku memiliki pistol rusak sebagai bagian dari kostum koboi yang ia berikan kepada Gogh.
Penulis pun menggali lebih dalam dan menemukan fakta adanya pernyataan dari para petani di Anvers , tempat dimana van Gogh meninggal , yang menyatakan bahwa sebenarnya ada 2 orang pemuda yang menembak Gogh. Namun , ini pun tidak bisa menjadi bukti yang kuat karena tidak ada saksi yang jelas.

4. SELAMA MASA HIDUPNYA , GOGH TIDAK PERNAH DAPAT MENJUAL SATU PUN LUKISANNYA

Meskipun van Gogh didukung sepenuhnya oleh Theo secara finansial , namun ada catatan bahwa van Gogh tidak pernah dapat menjual satu pun hasil karyanya selama masa hidupnya. Ironi bukan , kenyataan bahwa karyanya telah menjadi sangat berharga setelah kematiannya. Theo mungkin masih dapat untuk membuat keberuntungan kecil dengan mencoba menjual lukisan saudaranya yang tersisa, tetapi ia meninggal karena sifilis enam bulan kemudian setelah bunuh diri adiknya.

5. LUKISAN TERAKHIRNYA BERHUBUNGAN DENGAN BUNUH DIRI YANG DILAKUKANNYA

Banyak orang percaya bahwa lukisan van Gogh yang terkahir -“Wheat Field with Crows.” menceritakan mengenai kejadian bunuh dirinya itu. Kisah dibalik lukisan ini tentu bukan suasana yang bahagia. Dalam surat-suratnya kepada Theo ,ia secara teratur menyebutkan sekilas mengenai karya yang sedang ia kerjakan. Surat terakhir yang dikirim empat hari sebelum bunuh diri hanya menyebutkan dua bagian: “Daubigny’s Garden” and “Cottages with Thatched Roofs.”
Menggunakan lukisannya sebagai garis waktu, masuk akal untuk mengatakan bahwa “Wheat Field with Crows”  dicat dalam beberapa pekan terakhirnya, menggambarkan butir yang telah matang sepenuhnya, sementara karya awal menunjukkan gandum yang masih hijau. Kanvas yang disinggung di surat terakhirnya ,  saat ini masih  belum dapat ditemukan setelah kematiannya. (iky)



Related Post | Artikel Terkait



Get this widget [ Here ]

No comments:

Post a Comment