Testis sebagai organ kelamin yang menghasilkan sel-sel spermatozoa, akan terganggu dengan
adanya varikokel. Darah yang menumpuk pada testis mengakibatkan suhu di area tersebut lebih hangat
dan kondisi tersebut kurang baik terhadap pembentukan spermatozoa (spermatogenesis).
Seperti telah diketahui sebelumnya, idealnya suhu testis adalah 2-4 derajat C di bawah suhu tubuh, jika suhunya terlalu tinggi, spermatozoa menjadi matang dan mati sebelum keluar dari testis. Selain itu terjadi kekurangan oksigen dan penumpukan racun pada testis yang mengakibatkan berkurangnya jumlah spermatozoa (oligospermia), bahkan bisa tidak ditemukan sama sekali spermatozoa (azoospermia)."
"Diagnosis varikokel dapat ditegakkan dari pemeriksaan fisik dan USG testis dengan Doppler. Terdapat 3 derajat varikokel. Semakin tinggi derajatnya, biasanya semakin berat kelainan spermatozoanya," kata Ketua Asri Urology Center Dr. dr. Nur Rasyid Sp.U dalam talkshow kesehatan Faktor Spermatozoa Penyebab Infertilitas Pria? di Jakarta, Selasa (22/2/2012)..
Tatalaksana pada varikokel dapat dilakukan melalui terapi medikamentosa (obat-obatan) maupun
operatif. Terapi obat-obatan belum memberikan hasil yang memuaskan, karena hanya sebesar 15 persen angka keberhasilannya sedangkan terapi operasi memberikan angka keberhasilan 60-70 persen, artinya dari 100 pasien yang dioperasi, 60-70 pasien mengalami perbaikan kualitas spermatozoa.
Lalu bagaimana penanganannya? Terdapat beberapa teknik operatif yang dapat dilakukan, yaitu teknik bedah konvensional, radiologis dengan embolisasi (pembendungan), laparaskopi dan bedah mikro. Dari semua teknik operasi tersebut, teknik bedah mikro memberikan hasil yang paling baik dengan efek samping minimal.
"Teknik operasi bedah mikro pada kasus varikokel bermanfaat untuk menangani ketidaksuburan pasutri dengan gangguan varikokel pada pria. Teknik ini bermanfaat untuk mengidentifikasi dan menjaga pembuluh arteri sehingga menurunkan risiko terjadinya komplikasi seperti pengecilan volume testis dan penumpukan cairan berlebihan pada testis," ungkapnya.
Pengobatan yang berhasil ditandai dengan perbaikan hasil analisis cairan semen, bertambahnya volume testis, sehingga diharapkan pasangan dapat memiliki keturunan. Data terakhir menunjukkan bahwa pasien yang dilakukan operasi varikokel, angka kerusakan DNA-nya berkurang 50%. Efek samping yang bisa terjadi adalah infeksi dan perdarahan, dimana efek samping ini bisa terjadi di semua operasi, termasuk operasi ringan seperti sirkumsisi," tambahnya.
Here ]
Get this widget [
No comments:
Post a Comment